Cinta itu menyamankan hati, menyamankan jiwa. Kepadanya hati mencari dan melepaskan dahaga. Menjadikan sumber energi, nyaris tanpa henti, untuk terus melayani. Lapang dada dan ringan langkah menjalani hari-hari. Menjadikannya penawar atas semua jeri, juga pijakan untuk semua tindakan. Seolah semua benar jika cinta menjadi latar.
Dengan cinta seluruh saat terasa nikmat, setiap warna menjadi mempesona, semua pengorbanan terasa menawan, dan lelah terasa megah. Rasa ini sungguh memabukkan dan seringkali menumpulkan akal.
Badai nikmat menyapa seluruh pori-pori. Rasa angkuh pun meluruh karenanya. Dan berharap semua takkan usai, tak pernah selesei. Menjalani cinta selama mungkin, menjadi abadi seandainya bisa. Berdoa semoga waktu berhenti melaju. Adakah yang lebih indah dari ini?
Tapi hari terus berlari tak peduli. Ia membawa kekenyataan sejati, bahwa cinta bukanlah sang penguasa meski sebagian kita menjadi budaknya.
Cinta yang bersama iman akan membawa pesan-pesan langit ke bumi, membawanya menikmati buah manis penghambaan, saat cinta terlaknat berakhir tragis. Dan karena kita adalah hamba dari apa yang kita cintai, sudahkan kita memilihnya dengan teliti??
Tidak ada komentar:
Posting Komentar