Maunya Apa???
"Pascareformasi, mahasiswa dilanda degradasi gerakan. Mereka tidak lagi menakutkan bagi kalangan pemerintah. Setiap protes penolakan mahasiswa sering dianggap angin lalu oleh penguasa. Salah satu sebabnya adalah pemerintah membuat kebijakan yang mengembalikan pragmatisme gerakan mahasiswa. Membanjirnya beasiswa, kebijakan akademik yang ketat, turunnya dukungan rakyat terhadap aksi mahasiswa dipandang sebagai faktor utama sepinya dinamisasi gerakan mahasiswa.
"Pascareformasi, mahasiswa dilanda degradasi gerakan. Mereka tidak lagi menakutkan bagi kalangan pemerintah. Setiap protes penolakan mahasiswa sering dianggap angin lalu oleh penguasa. Salah satu sebabnya adalah pemerintah membuat kebijakan yang mengembalikan pragmatisme gerakan mahasiswa. Membanjirnya beasiswa, kebijakan akademik yang ketat, turunnya dukungan rakyat terhadap aksi mahasiswa dipandang sebagai faktor utama sepinya dinamisasi gerakan mahasiswa.
Perubahan
zaman adalah sebuah keniscayaan dalam sebuah jalur kehidupan. Sekarang
pergantian periodesasi harus mampu ditangkap jika gerakan mahasiswa ingin
mempertahankan esksistensinya. Pilihan pada pelaku sejarah itu sendiri, apakah
mereka sadar konstelasi yang sudah berubah atau masih terlelap dalam tidur
panjangnya."
Opini
diatas adalah opini dari salah satu adik saya disebuah lembaga, dari opini
tersebut saya berpikir kenapa setiap kebijakan pemerintah itu selalu salah
dimata "mahasiswa". Membanjirnya beasiswa adalah salah satu faktor
sepinya dinamisasi gerakan. Jika saya balik ketika pemerintah tidak memberikan
beasiswa pada "mahasiswa" apa yang akan dilakukan
"mahasiswa". Ketika ada aksi mahasiswa terkait maraknya korupsi di
negeri ini, saya akan memberikan upplause kepada mahasiswa yang ikut aksi jika
mahasiswa tersebut tidak pernah korupsi waktu misalnya sering membolos, telat,
mencontek ketika ujian. Jangan sampai saya melihat mahasiswa yang sok
menyuarakan suara rakyat tapi mereka sendiri telah mendzolimi dirinya sendiri.
Jika itu terjadi mereka telah melakukan kesalahan terbesar, mereka telah
berusaha meluruskan dan membenahi apa yang disekitarnya belum ideal tapi mereka
sendiri melupakan sebuah kualitas diri yang mana itu sangat penting. Mohon maaf
kepada teman-teman seperjuangan saya, saya tahu niat kalian baik tapi disini
kita perlu banyak belajar. Semoga teriakan “hidup mahasiswa” tidak hanya
menjadi slogan tanpa makna.