Minggu, 13 Mei 2012

MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK USIA DINI MELALUI PENDEKATAN NILAI


Menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 menyatakan bahwa : Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Akhlak mulia merupakan aspek penting dalam mendidik anak. Bahkan suatu bangsa yang berkarakter juga ditentukan oleh tingkat akhlak bangsanya. Tanpa karakter seseorang mudah melakukan sesuatu yang dapat merugikan orang lain. Oleh karena itu sangat penting untuk membentuk insan yang berkarakter karena kekuatan moral, akhlak atau budi pekerti individu merupakan kepribadian khusus yang membedakan dengan individu lain.
            Mengingat pentingnya karakter dalam membangun sumber daya manusia yang kuat, maka perlunya pendidikan karakter yang dilakukan dengan tepat. Dapat dikatakan bahwa pembentukan karakter merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Maka dari itu terdapat dua nilai utama yang menjadi pilar pendidik dalam membangun karakter kuat untuk anak didiknya yaitu amanah dan keteladanan.
            Oleh karena itu untuk mewujudkan pendidikan karakter untuk anak usia dini diperlukan kepedulian dari setiap pihak, baik pemerintah, masyarakat, keluarga maupun sekolah. Pendidikan karakter untuk anak usia dini akan terbentuk jika semua pihak memilki kesadaran akan pentingnya pendidikan karakter dimulai sejak usia dini. Guru adalah posisi paling strategis untuk membentuk karakter anak. Pendidikan karakter pada anak usia dini itulah yang menjadi dasar pembentukan awal karena meluruskan sebatang ranting jauh lebih mudah daripada meluruskan sebatang pohon, maka dari itu pendidikan karakter yang paling efektif adalah pendidikan pada masa kanak-kanak. 
            Pendidikan adalah suatu usaha masyarakat dan bangsa dalam mempersiapkan generasi mudanya bagi keberlangsungan kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik di masa depan. Pembangunan karakter adalah usaha paling penting karena usaha mendidik dan mengasuh anak-anak untuk perkembangan tabiat yang luhur. Dalam UU No. 23/2000 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah salah satu upaya pembinaan yang ditujukan untuk anak sejak lahir sampai dengan 6 tahun. Dan dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki jenjang pendidikan lebih lanjut. Anak merupakan investasi masa depan yang perlu distimulasi perkembangannya sejak usia dini. Sel-sel otak yang dimiliki anak sejak lahir tidak akan mampu berkembang secara optimal jika stimulus yang diberikan tidak tepat dan tidak mendukung perkembangannya. Salah satu kawasan yang perlu dikembangkan oleh orang tua dan pendidik dalam menstimulasi anak adalah penanaman nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. Diharapkan pada tahap perkembangan selanjutnya anak akan mampu membedakan baik buruk, benar salah, sehingga ia dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-harinya. Ini akan berpengaruh pada mudah tidaknya anak diterima oleh masyarakat sekitarnya dalam hal bersosialisasi.
            Pengembangan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa anak usia dini harus dilakukan dengan tepat. Jika hal ini tidak bisa tercapai, pesan moral yang akan disampaikan orang tua dan pendidik kepada anak menjadi terhambat. Pengembangan nilai moral untuk anak usia dini bisa dilakukan di dalam tiga tri pusat pendidikan yang ada. Yaitu, keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dalam pengembangan nilai moral untuk anak usia dini perlu dilakukan dengan sangat hati-hati. Hal ini dikarenakan anak usia dini adalah anak yang sedang dalam tahap perkembangan praoperasional konkret seperti yang dikemukakan oleh Piaget. Sedangkan nilai-nilai moral merupakan konsep-konsep yang abstrak. Sehingga dalam hal ini anak belum bisa dengan serta-merta menerima apa yang diajarkan guru atau orang tua yang sifatnya abstrak secara cepat. Untuk itulah orang tua dan pendidik harus pandai-pandai dalam memilih dan menentukan metode yang akan digunakan untuk menanamkan nilai moral kepada anak agar pesan moral yang ingin disampaikan guru dapat benar-benar sampai dan dipahami oleh anak untuk bekal kehidupannya di masa depan.
            Pendidikan karakter bukan hanya sekadar menanamkan mana yang benar dan salah. Pendidikan karakter merupakan usaha menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik (habituation). Sehingga peserta didik mampu bersikap dan bertindak berdasarkan nilai-nilai yang telah menjadi kepribadiannya, harus melibatkan pengetahuan yang baik (moral knowing), perasaan yang baik atau loving good (moral feeling) dan perilaku yang baik (moral action), sehingga terbentuk perwujudan kesatuan perilaku dan sikap hidup peserta didik.
Inilah 13 nilai-nilai yang dikembangkan pada pendidikan karakter bangsa dan cara menanamkan nilai tersebut pada anak usia dini.
1.      Nilai religius yaitu sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
Cara menanamkannya yaitu guru bisa membiasakan anak untuk berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan. Membiasakan anak untuk selalu bersyukur dengan apa yang telah dimilikinya.
2.      Nilai jujur yaitu perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
Cara menanamkannya yaitu dengan melalui kegiatan kesehariannya dan sebagai suatu kebiasaan dengan menghargai milik orang lain dan dapat membedakan milik pribadi dan orang lain. Misalnya membiasakannya meminta izin ketika meminjam mainan temannya kemudian mengembalikannya dan selalu mengucapkan terimakasih dan bisa juga dengan memberikan cerita pada anak kemudian berdiskusi terkait nilai-nilai yang terkandung dalam cerita tersebut.
3.      Nilai toleransi yaitu sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
Cara menanamkannnya yaitu melalui kegiatan permainan kooperatif, permainan kooperatif atau bermain berkelompok dapat melatih kerjasama pada anak dan dapat melatih kepemimpinan pada anak.
4.      Disiplin yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
Cara menanamkannya yaitu bisa melalui pembiasaan pada anak untuk membereskan dan mengembalikan mainannya ditempat semula. Dengan begitu anak dibiasakan hidup tertib dan teratur serta bertanggung jawab dengan kegiatan yang telah dilakukannya.
5.      Nilai kerja yaitu keras perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
Cara menanamkannya yaitu dengan guru mengajak anak jalan-jalan disekitar sekolah dengan jarak yang tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh. Kemampuan untuk menempuh jarak tersebut dapat mengembangkan semangat anak untuk mencapai suatu tujuan. Guru pun juga harus memberikan dukungan dan pujian pada anak agar semangat anak tetap terjaga.
6.      Nilai mandiri yaitu sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
Cara menanamkannya yaitu dengan membiasakan anak untuk tidak ditunggui orangtua atau pengasuhnya ketika disekolah.
7.      Nilai demokratis yaitu cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
Cara menanamkannya bisa dengan menghargai perbedaan yang terjadi dan pelan-pelan diarahkan pada pertanggungjawaban yang benar dan sesuai dengan nalar. Guru membiarkan kreativitas dan imajinasi anak berkembang kemudian guru memberikan pujian serta anak diminta untuk menjelaskan apa yang sedang dilakukannya sehingga  guru dapat memahami cara berpikir anak.
8.      Nilai rasa ingin tahu yaitu sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar
Cara menanamkan sifat kritis pada anak dengan cara mengajak anak meneliti sesuatu yang ada disekitarnya kemudian berdiskusi sederhana tentang apa yang sudah diteliti.
9.      Nilai semangat kebangsaan yaitu cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
Cara menanamkannya pada anak bisa melalui karnaval dengan anak memakai kostum adat dari berbagai daerah di Indonesia.
10.  Nilai cinta tanah air yaitu cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
11.  Nilai peduli lingkungan yaitu sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
Cara menanamkan rasa peduli lingkungan yaitu dengan cara mengajak anak untuk berkebun dan mengajari mereka untuk merawat tanaman yang ada disekitar sekolah. Mengajak anak menjaga dan memlihara tanaman merupakan awal untu mencintai lingkungan alam yang ada disekitarnya.
12.  Nilai peduli sosial yaitu sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
Cara menanamkannya adalah dengan mengajak anak untuk berbagi dengan teman ketika makan bersama, membantu teman yang membutuhkan.
13.  Nilai tanggung-jawab yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
Cara menanamkan pada anak usia dini bisa melalui permainan atau tugas-tugas menggunakan alat. Menjaga agar alat yang dipakai tidak rusak, berani melaporkannya pada guru adalah sebuah proses pembentukan sikap dan perilaku bertanggung jawab.
Terbentuknya karakter memerlukan proses yang relatif lama dan terus menerus. Oleh karena itu, sejak dini harus ditanamkan pendidikan karakter pada anak. Pembiasaan juga dapat membentuk karakter karena pembiasaan diarahkan pada upaya pembudayaan pada aktivitas tertentu sehingga menjadi aktivitas yang terpola dan tersistem. Guru yang memiliki arti dipercaya dan ditiru juga memiliki andil besar terhadap pendidikan karakter pada anak. Oleh karena itu penampilan dan sifat-sifat guru harus bisa menjadi teladan siswa-siswanya kearah pembentukan karakter yang kuat.
            Pendidikan pada masa kanak-kanak adalah pendidikan yang paling efektif. Pada anak usia dini pembentukan karakter yang kuat sangatlah penting karena dasar anak bisa belajar membedakan mana yang baik dan yang buruk. Dimulainya pendidikan karakter pada usia dini diharapkan dapat membentuk insan yang berkarakter kuat dan cerdas sehingga mampu menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Maka dari itu diharapkan pendidikan sekarang menekankan pada pembentukan manusia yang berbudi pekerti luhur dan berakhlak mulia dan semua itu perlu dilakukan secara konkrit sejak dini.


Daftar Pustaka
M. Furqon Hidayatullah (2009). Guru Sejati Membangun Insan Berkarakter Kuat dan Cerdas.      Surakarta:Yuma Pustaka.
Moh. Uzer Usman (2000). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nurul Zuriah, M.Si. (2007). Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan. Jakarta: PT Bumi Aksara.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kuantar Ke Gerbang (Ramadhan K.H.)

Ini tentang pengalamanku dengannya, dengan seseorang yang mementingkan segi membangkitkan semangat dan solidaritas bangsa untuk menca...