Kamis, 13 April 2017

Kuantar Ke Gerbang (Ramadhan K.H.)



Ini tentang pengalamanku dengannya, dengan seseorang yang mementingkan segi membangkitkan semangat dan solidaritas bangsa untuk mencapai apa yang dicita-citakannya, apa yang sebenarnya kita cita-citakan bersama, yakni kemerdekaan bagi bangsa kita. Dibalik itu, ia pun adalah seorang yang sangat penuh romantika. Aku mengikutinya, melayaninya, mengemongnya, berusaha keras menyenangkannya , meluluhkan keinginan-keinginannya,.
Namun, pada suatu saat, setelah aku mengantarkannya sampai di gerbang apa yang jadi cita-citanya, berpisahlah kami, karena aku berpegang pada sesuatu yang berbenturan dengan keinginannya. Ia pun melanjutkan perjuangannya seperti yang tetap aku doakan. Aku tidak pernah berhenti mendoakannya. (Inggit Ganarsih)

Mungkin banyak masyarakat pada umumnya yang kurang mengenal nama Inggit Ganarsih, sosok perempuan tangguh yang membersamai Soekarno dalam perjuangan untuk Kemerdekaan Indonesia. Cerita cinta Inggit Ganarsih dan Soekarno  telah diabadikan ke dalam novel “Kuantar ke Gerbang” karya Ramadhan KH.

Cerita cinta Inggit Ganarsih dan Soekarno berawal dari Soekarno menimba ilmu di ITB Bandung. Pada saat itu Soekarno dititipkan oleh HOS Cokroaminoto yang juga bapak asuh sekaligus mertua Soekarno dari istrinya yang bernama Utari. Soekarno dititipkan kepada Hj. Sanusi yang juga suami Inggit Ganarsih untuk belajar di Bandung.

Singkat cerita, Soekarno menceraikan Utari dan mengantarkannya ke mertuanya HOS Cokroaminoto di Surabaya. Selisih Soekarno dengan Utari memang cukup jauh. Mereka tidak saling mencintai. Setelah menikah sampai Utari diceraikan pun Soekarno belum pernah menyentuhnya. Ya, mungkin karena hubungan mereka lebih cocok sebagai kakak beradik. Ada cerita ketika Soekarno berdiskusi dengan teman-temannya entah dibidang politik atau kuliah, Utari malah sibuk bermain gundu dengan teman-temannya. Dari sini sudah terlihat perbedaan mereka berdua. Mereka menikah karena dijodohkan oleh HOS Cokroaminoto ayah Utari yang juga bapak asuh Soekarno.

Soekarno jatuh cinta pada Inggit Ganarsih yang juga statusnya masih sebagai istri Hj. Sanusi. Hj. Sanusi dan keluarganyalah yang menyediakan tempat untuk mondok Soekarno selama beliau menuntut ilmu di Bandung. Karena memang Hj. Sanusi yang seorang saudagar kaya dan jarang dirumah, dan sepertinya memang hubungan Hj. Sanusi dan Inggit kurang baik, Soekarno memberanikan diri melamar Inggit kepada Hj. Sanusi. Karena memang rumah tangga Hj. Sanusi dan Inggit tidak bisa dipertahankan lagi, Hj. Sanusi menceraikan Inggit dan melamarkan Soekarno kepada Inggit. Setelah selesei masa iddah Soekarno menikahi Inggit. Pesan Hj. Sanusi pada saat itu kepada Inggit yaitu Inggit harus bisa mendampingi Soekarno sampai beliau menjadi “orang”.

Dalam kesehariannya Inggit yang usianya 13 tahun lebih tua dari Soekarno, ia mampu menjadi istri yang sepadan bagi Soekarno. Bagi Soekarno, Inggit bukan hanya sekedar kekasih dan istri namun juga kawan sekaligus ibu bagi Soekarno. Dengan kesederhanaannya Inggit mampu menjadikan Soekarno menjadi pejuang yang tangguh. Inggitlah yang menopang segala kebutuhan materi pada saat Soekarno masih sekolah dan merintis karir politiknya. Inggitlah partner perjuangan Soekarno yang nyata, dengannya segala ujian dilewati. Dari Soekarno dipenjara, diasingkan ke Ende dan Bengkulu Inggit selalu bersamanya. Menemani dalam suka dan dukanya.

Meskipun pada akhirnya mereka harus bercerai, karena Inggit tidak mau dimadu. Inggit lebih memilih diceraikan daripada harus dimadu. Sebenarnya Soekarno tidak ingin menceraikan Inggit karena Soekarno benar-benar mencintai dan menghargai pengorbanan kesetiaan Inggit selama 20 tahun. Namun apa daya Soekarno ingin sekali memiliki keturunan. Sesuatu yang tak bisa diberikan Inggit pada Soekarno. Akhir masa pembuangan diBengkulu tahun 1942 Inggit resmi diceraikan Soekarno. Dan kemudian Soekarno menikahi Fatmawati. 

Sebelum memasuki gerbang yang dicita-citakan yaitu Indonesia merdeka sosok Inggitlah yang berjasa menempa Soekarno menjadi sosok yang sangat tangguh. Meskipun ia dilupakan atau tidak dikenal tapi jasanya abadi dan memiliki kontribusi yang sangat besar bagi bangsa ini. Inggit adalah perempuan yang selalu memberi tanpa menerima.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kuantar Ke Gerbang (Ramadhan K.H.)

Ini tentang pengalamanku dengannya, dengan seseorang yang mementingkan segi membangkitkan semangat dan solidaritas bangsa untuk menca...