“Jika ayah diibaratkan batang yang
kokoh, ibu adalah akarnya, anak-anak adalah dahan,ranting dan daun... ilmu dan
pengabdian yang luar biasa dari sang akar akan menutrisi seluruh bagian batang,
dahan, ranting juga daunnya... kasih sayang dan cinta akan menumbuhkan
bunga-bunga dan buah manis dari jalinan keluarga yang indah dan bahagia...”
Tulisan
ini berawal dari realita yang terjadi dilapangan pada saat saya bertugas PPL (Praktik Pengalaman Lapangan)
di salah satu sekolah bonafit yang ada di Solo. Sekolah ini memang tergolong
mewah selain bangunan dan fasilitasnya yang bagus, pembelajaran dan pendidikan
karakter yang diberikan cukup bagus. Disekolah ini terdapat 10 kelas antara
lain 1 kelas Tempat Pengasuhan Anak, 3 kelas Kelompok Bermain, 3 kelas TK A dan
3 kelas TK B. Kegiatan awal yang diberikan di TK tersebut antara lain ikrar dan
tahfidz. Anak-anak disana dilatih untuk hidup mandiri dan dibekali pendidikan
agama yang cukup baik. Nah, itu tadi sekilas tentang sekolah yang menjadi
inspirasi saya untuk menulis.
Disini saya menemukan banyak sekali peristiwa. Pertama, beberapa anak yang sering menangis ketika dia
masuk sekolah ketika saya tanya alasan kenapa dia menangis ternyata jawabannya
singkat yaitu dia masih kangen sama ibunya. Nah, dari sini bisa dimaklumi
ketika anak kangen sama ibunya karena mayoritas orangtua yang menyekolahkan
anaknya disini adalah orang tua yang notabene mereka adalah seorang worker dan anak-anak disini sekolahnya
fullday. Ya.. bisa dibayangkan ketika anak itu dijemput sekolah pukul 4 sore
kemudian melakukan aktivitas seperti
biasa seperti mandi, makan, bermain sebentar kemudian tidur cepat karena terlalu
lelah disekolahnya dan besok paginya bangun pagi pergi bersekolah dan begitu
seterusnya. Bisa diamati kapan orangtua memberikan waktu yang berkualitas untuk
anaknya. Karena kita juga tidak tahu aktivitas apa saja yang dilakukan orangtua
ketika dirumah, bisa saja mereka sibuk menyeleseikan tugas rumah ataupun tugas
kantor yang dibawa pulang.
Kedua,
orangtua yang menuntut guru untuk memberikan pendidikan yang lebih pada anak.
Saya mengamatinya ketika orangtua menemui guru pada saat penjemputan, membaca
buku dayli report (penghubung antara wali murid dan guru kelas) dan curhatan
para guru mengenai anak didiknya. Jadi intinya orangtua meminta banyak tapi
mereka sendiri seperti tidak tahu harus memberikan apa pada anaknya. Ketika ada
kekurangan yang dituntut adalah gurunya.
Padahal
jika kita lihat kembali anak yang baru dilahirkan ke dunia itu dalam keadaan
bersih seperti kertas putih. Dari kertas putih bersih tersebut terserah mau
diwarnai seperti apa anak itu oleh orangtuanya. Kemudian lingkungan pertama
yang punya peran lebih adalah lingkungan keluarga, disinilah anak dilahirkan, di
rawat dan dibesarkan. Disinilah proses pendidikan berawal, orang tua adalah
guru pertama dan utama bagi anak. Orang tua adalah guru agama, bahasa dan
sosial pertama bagi anak, kenapa demikian? Karena orang tua (ayah) adalah orang
yang pertama kali melafazdkan adzan dan iqomah ditelinga anak di awal
kelahirannya. Orang tua adalah orang yang pertama kali mengajarkan anak
berbahasa dengan mengajari anak mengucapkan kata ayah, ibu, nenek, kakek dan
anggota keluarga lainnya. Orang tua adalah orang yang pertama mengajarkan anak
bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.
Orang tua, ibu khususnya
karena seorang ibu yang biasanya punya banyak waktu bersama anak dirumah, bisa
menjadi guru yang baik bagi anak-anaknya, jika seorang ibu mampu mengarahkan,
membimbing dan mengembangkan fitrah dan potensi anak secara maksimal pada
tahun-tahun pertama kelahiran anak dimana anak belum disentuh oleh lingkungan
lain, dalam artian anak masih suci saya yakin anak itu akan menjadi pribadi
yang luar biasa seperti banyak pepatah yang mengatakan ‘‘dibalik orang hebat
pasti ada perempuan yang luar biasa“.
Anak-anak adalah pembelajar
sejati, entah disadari atau tidak oleh orang tua, gerak gerik dan tingkah laku
mereka sehari-hari yang setiap waktu bahkan setiap saat dilihat, dirasakan dan
di dengar oleh anak adalah proses belajar bagi mereka. Proses kehidupan dalam
sebuah keluarga adalah proses belajar pertama bagi anak sebelum mereka hidup
dalam lingkungan yang lebih luas yaitu sekolah dan masyarakat. Oleh karena itu
seharusnya setiap orang tua harus mampu memanfaatkan masa-masa ini untuk
mengembangkan potensi anak untuk membentuk pribadi yang sempurna.
Kesimpulannya pendidikan
adalah tanggung jawab bersama terutama
keluarga. Pendidikan tidak akan berhasil jika orangtua menyerahkan pendidikan
anaknya hanya keguru saja. Ingatlah para calon orangtua madrasah yang utama dan
pertama adalah keluarga, mendidik anak dengan baik sama saja mempersiapkan
generasi penerus bangsa yang berkualitas.