Menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 3 menyatakan bahwa : Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Akhlak mulia merupakan aspek penting dalam mendidik
anak. Bahkan suatu bangsa yang berkarakter juga ditentukan oleh tingkat akhlak
bangsanya. Tanpa karakter seseorang mudah melakukan sesuatu yang dapat
merugikan orang lain. Oleh karena itu sangat penting untuk membentuk insan yang
berkarakter karena kekuatan moral, akhlak atau budi pekerti individu merupakan
kepribadian khusus yang membedakan dengan individu lain.
Mengingat
pentingnya karakter dalam membangun sumber daya manusia yang kuat, maka
perlunya pendidikan karakter yang dilakukan dengan tepat. Dapat dikatakan bahwa
pembentukan karakter merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan. Maka dari itu terdapat dua nilai utama yang menjadi pilar pendidik
dalam membangun karakter kuat untuk anak didiknya yaitu amanah dan keteladanan.
Oleh
karena itu untuk mewujudkan pendidikan karakter untuk anak usia dini diperlukan
kepedulian dari setiap pihak, baik pemerintah, masyarakat, keluarga maupun
sekolah. Pendidikan karakter untuk anak usia dini akan terbentuk jika semua
pihak memilki kesadaran akan pentingnya pendidikan karakter dimulai sejak usia
dini. Guru adalah posisi paling strategis untuk membentuk karakter anak. Pendidikan
karakter pada anak usia dini itulah yang menjadi dasar pembentukan awal karena
meluruskan sebatang ranting jauh lebih mudah daripada meluruskan sebatang
pohon, maka dari itu pendidikan karakter yang paling efektif adalah pendidikan
pada masa kanak-kanak.
Pendidikan adalah suatu usaha masyarakat dan bangsa dalam mempersiapkan
generasi mudanya bagi keberlangsungan kehidupan masyarakat dan bangsa yang
lebih baik di masa depan. Pembangunan karakter
adalah usaha paling penting karena usaha mendidik dan mengasuh anak-anak untuk
perkembangan tabiat yang luhur. Dalam UU No. 23/2000 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah
salah satu upaya pembinaan yang ditujukan untuk anak sejak lahir sampai dengan
6 tahun. Dan dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki jenjang pendidikan lebih lanjut. Anak merupakan investasi masa
depan yang perlu distimulasi perkembangannya sejak usia dini. Sel-sel otak yang
dimiliki anak sejak lahir tidak akan mampu berkembang secara optimal jika
stimulus yang diberikan tidak tepat dan tidak mendukung perkembangannya. Salah
satu kawasan yang perlu dikembangkan oleh orang tua dan pendidik dalam
menstimulasi anak adalah penanaman nilai-nilai budaya dan karakter bangsa.
Diharapkan pada tahap perkembangan selanjutnya anak akan mampu membedakan baik
buruk, benar salah, sehingga ia dapat menerapkannya dalam kehidupan
sehari-harinya. Ini akan berpengaruh pada mudah tidaknya anak diterima oleh
masyarakat sekitarnya dalam hal bersosialisasi.
Pengembangan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa anak
usia dini harus dilakukan dengan tepat. Jika hal ini tidak bisa tercapai, pesan
moral yang akan disampaikan orang tua dan pendidik kepada anak menjadi
terhambat. Pengembangan nilai moral untuk anak usia dini bisa dilakukan di
dalam tiga tri pusat pendidikan yang ada. Yaitu, keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Dalam pengembangan nilai moral untuk anak usia dini perlu dilakukan
dengan sangat hati-hati. Hal ini dikarenakan anak usia dini adalah anak yang
sedang dalam tahap perkembangan praoperasional konkret seperti yang dikemukakan
oleh Piaget. Sedangkan nilai-nilai moral merupakan konsep-konsep yang abstrak.
Sehingga dalam hal ini anak belum bisa dengan serta-merta menerima apa yang
diajarkan guru atau orang tua yang sifatnya abstrak secara cepat. Untuk itulah
orang tua dan pendidik harus pandai-pandai dalam memilih dan menentukan metode
yang akan digunakan untuk menanamkan nilai moral kepada anak agar pesan moral
yang ingin disampaikan guru dapat benar-benar sampai dan dipahami oleh anak
untuk bekal kehidupannya di masa depan.
Pendidikan karakter bukan
hanya sekadar menanamkan mana yang benar dan salah. Pendidikan karakter merupakan
usaha menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik (habituation). Sehingga peserta
didik mampu bersikap dan bertindak berdasarkan nilai-nilai yang telah menjadi
kepribadiannya, harus melibatkan pengetahuan yang baik (moral knowing),
perasaan yang baik atau loving good (moral feeling) dan perilaku yang baik
(moral action), sehingga terbentuk perwujudan kesatuan perilaku dan sikap hidup
peserta didik.
Inilah 13 nilai-nilai yang dikembangkan pada pendidikan karakter bangsa dan
cara menanamkan nilai tersebut pada anak usia dini.
1.
Nilai religius yaitu sikap dan perilaku yang
patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap
pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
Cara menanamkannya yaitu guru bisa membiasakan anak
untuk berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan. Membiasakan anak untuk
selalu bersyukur dengan apa yang telah dimilikinya.
2.
Nilai jujur yaitu perilaku yang didasarkan
pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
Cara menanamkannya yaitu dengan melalui kegiatan
kesehariannya dan sebagai suatu kebiasaan dengan menghargai milik orang lain
dan dapat membedakan milik pribadi dan orang lain. Misalnya membiasakannya
meminta izin ketika meminjam mainan temannya kemudian mengembalikannya dan
selalu mengucapkan terimakasih dan bisa juga dengan memberikan cerita pada anak
kemudian berdiskusi terkait nilai-nilai yang terkandung dalam cerita tersebut.
3. Nilai toleransi yaitu sikap dan tindakan yang
menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang
lain yang berbeda dari dirinya.
Cara menanamkannnya
yaitu melalui kegiatan permainan kooperatif, permainan kooperatif atau bermain
berkelompok dapat melatih kerjasama pada anak dan dapat melatih kepemimpinan
pada anak.
4.
Disiplin yaitu tindakan yang menunjukkan
perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
Cara menanamkannya yaitu bisa melalui pembiasaan
pada anak untuk membereskan dan mengembalikan mainannya ditempat semula. Dengan
begitu anak dibiasakan hidup tertib dan teratur serta bertanggung jawab dengan
kegiatan yang telah dilakukannya.
5.
Nilai kerja yaitu keras perilaku yang
menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan
tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
Cara menanamkannya yaitu dengan guru mengajak anak
jalan-jalan disekitar sekolah dengan jarak yang tidak terlalu dekat dan tidak
terlalu jauh. Kemampuan untuk menempuh jarak tersebut dapat mengembangkan
semangat anak untuk mencapai suatu tujuan. Guru pun juga harus memberikan
dukungan dan pujian pada anak agar semangat anak tetap terjaga.
6.
Nilai mandiri yaitu sikap dan perilaku yang
tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
Cara menanamkannya yaitu dengan membiasakan anak
untuk tidak ditunggui orangtua atau pengasuhnya ketika disekolah.
7.
Nilai demokratis yaitu cara berfikir,
bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang
lain.
Cara menanamkannya bisa dengan menghargai perbedaan
yang terjadi dan pelan-pelan diarahkan pada pertanggungjawaban yang benar dan
sesuai dengan nalar. Guru membiarkan kreativitas dan imajinasi anak berkembang
kemudian guru memberikan pujian serta anak diminta untuk menjelaskan apa yang
sedang dilakukannya sehingga guru dapat
memahami cara berpikir anak.
8. Nilai rasa ingin tahu yaitu sikap dan tindakan yang
selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang
dipelajarinya, dilihat, dan didengar
Cara menanamkan sifat
kritis pada anak dengan cara mengajak anak meneliti sesuatu yang ada
disekitarnya kemudian berdiskusi sederhana tentang apa yang sudah diteliti.
9. Nilai semangat kebangsaan yaitu cara berpikir,
bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di
atas kepentingan diri dan kelompoknya.
Cara menanamkannya
pada anak bisa melalui karnaval dengan anak memakai kostum adat dari berbagai
daerah di Indonesia.
10. Nilai cinta tanah air
yaitu cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik,
sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
11. Nilai peduli
lingkungan yaitu sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan
pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk
memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
Cara menanamkan rasa peduli lingkungan yaitu dengan
cara mengajak anak untuk berkebun dan mengajari mereka untuk merawat tanaman
yang ada disekitar sekolah. Mengajak anak menjaga dan memlihara tanaman
merupakan awal untu mencintai lingkungan alam yang ada disekitarnya.
12. Nilai peduli sosial yaitu sikap dan tindakan yang
selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
Cara menanamkannya
adalah dengan mengajak anak untuk berbagi dengan teman ketika makan bersama,
membantu teman yang membutuhkan.
13. Nilai tanggung-jawab
yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya,
yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan
(alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
Cara menanamkan pada
anak usia dini bisa melalui permainan atau tugas-tugas menggunakan alat.
Menjaga agar alat yang dipakai tidak rusak, berani melaporkannya pada guru
adalah sebuah proses pembentukan sikap dan perilaku bertanggung jawab.
Terbentuknya karakter
memerlukan proses yang relatif lama dan terus menerus. Oleh karena itu, sejak
dini harus ditanamkan pendidikan karakter pada anak. Pembiasaan juga dapat
membentuk karakter karena pembiasaan diarahkan pada upaya pembudayaan pada
aktivitas tertentu sehingga menjadi aktivitas yang terpola dan tersistem. Guru
yang memiliki arti dipercaya dan ditiru juga memiliki andil besar terhadap
pendidikan karakter pada anak. Oleh karena itu penampilan dan sifat-sifat guru
harus bisa menjadi teladan siswa-siswanya kearah pembentukan karakter yang
kuat.
Pendidikan pada masa kanak-kanak
adalah pendidikan yang paling efektif. Pada anak usia dini pembentukan karakter
yang kuat sangatlah penting karena dasar anak bisa belajar membedakan mana yang
baik dan yang buruk. Dimulainya pendidikan karakter pada usia dini diharapkan
dapat membentuk insan yang berkarakter kuat dan cerdas sehingga mampu menjadi
manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Maka dari itu diharapkan pendidikan sekarang menekankan pada pembentukan
manusia yang berbudi pekerti luhur dan berakhlak mulia dan semua itu perlu
dilakukan secara konkrit sejak dini.
Daftar Pustaka
M.
Furqon Hidayatullah (2009). Guru Sejati
Membangun Insan Berkarakter Kuat dan Cerdas. Surakarta:Yuma Pustaka.
Moh. Uzer Usman (2000). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Nurul
Zuriah, M.Si. (2007). Pendidikan Moral
dan Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan.
Jakarta: PT Bumi Aksara.